Apakah kamu termasuk salah satu orang yang memiliki pertanyaan berikut:

  • “Saya ingin menjadi Programmer, apa ya bahasa yang tepat untuk saya pelajari pertama kali?”

  • “Bahasa pemrograman apa yang harus saya pelajari pertama kali?”

  • “Apa bahasa yang cocok untuk pemula?

  • “Bahasa pemrograman apa yang paling mudah?”

Pertanyaan-pertanyaan di atas biasanya muncul saat seseorang mau memulai belajar skill baru atau saat mau memilih jalur karir pemrograman. Terus bagaimana kita menentukan kenapa harus PHP? Kenapa Python? Mengapa Javascript? dan lainnya. Saat ini interdependence dalam Development sedang berkembang, hal tersebut perlu diketahui sebelum kita melompat ke pertanyaan bahasa mana yang harus dipilih? Pada dasarnya,  ada dua jenis bahasa yaitu Low-level language dan High-level language.

  • Low-level language, mudah dimengerti oleh komputer, super duper cepat, dan memberi banyak fleksibilitas dalam apa yang dapat kita lakukan tetapi sulit dipahami oleh manusia dan kode mungkin tidak berjalan di mesin lain. Contoh low-level level language adalah assembly dan kode mesin. 

  • High-level language, mudah dimengerti dan di-debug oleh manusia. Kode yang sama akan berjalan di banyak mesin tapi lebih lambat untuk komputer. Contoh dari high-level language adalah Python, Javascript,  Visual Basic, Delphi, Perl, PHP, ECMAScript, Ruby, C#, Java dan banyak lainnya.

Sebetulnya, setiap bahasa pemrograman memiliki syntax-nya, complexity-nya, behaviour-nya, dan feature-nya masing-masing. Konsep dasarnya dalam belajar pemrograman adalah kalau kita memahami artinya, bisa solve errornya, dan membuat kompilasi yang stabil maka selanjutnya kita akan mudah untuk belajar bahasa pemrograman lainnya. Ingat, kita hanya perlu mempertimbangkan syntax, fitur dan setelah itu baru perbedaannya di antara bahasa pemrograman tersebut.

Jika kalian khawatir tentang pekerjaan, atau karier kalian, kalian harus tahu bahwa banyak perusahaan di luar sana bahkan seperti Google/Microsoft meminta kalian untuk memecahkan masalah dalam bahasa apapun yang kalian rasa paling nyaman. Dan perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak cuman menggunakan satu bahasa pemrograman saja di perusahan mereka. Contoh google, mereka menggunakan kombinasi beberapa bahasa pemrograman. 

  • Untuk Front-end : javascript, typescript
    Untuk Back-end : C, C++, Java, node, dan python

Jadi, mengkoneksikan modul itu penting. Inilah aspek yang penting kita ketahui dimana semua bahasa pemrograman tersebut menyelesaikan interdependency


Bagaimana cara memilih  bahasa pemrograman yang tepat pertama kalinya?

Ketika disuruh memilih untuk tinggal di Korea atau Jepang, maka tentu kita akan mempelajari bahasa yang akan kita gunakan di sana. Sangat tidak tepat kalau kita memilih tinggal di Jepang, tapi mempelajari Bahasa Korea. 

Begitu juga dengan memilih bahasa pemrograman. Kita harus tentukan dulu tujuan kita belajar bahasa pemrograman itu apa. Berikut ini tabel sederhana yang bisa kita gunakan untuk mulai menimbang mau memilih bahasa pemrograman yang mana :


Dan pola pertanyaan tersebut dapat kalian kembangkan sesuai dengan rasa penasaran kalian ya. Gimana masih bingung ingin belajar bahasa apa terlebih dahulu? Ada sebuah web menarik yang dibuat oleh codementor, namanya best programming language for me.



Kalian akan diminta untuk memasukan goal kalian kenapa ingin belajar pemrograman. Disana ada 4 pilihan yaitu:

  1. Menjadi professional developer.

  2. Menjalankan startup.

  3. Membuat sesuatu yang menyenangkan.

  4. Punya skill tambahan.

Silakan kalian coba dan pilih sendiri. Sebagai contoh saya ingin mempunyai skill tambahan data science yang mudah dipelajari. Maka hasil akhirnya, web tersebut menyarankan saya untuk belajar python.

Kesimpulan :

Pada akhirnya memilih bahasa pemrograman bergantung pada apa yang kita ingin lakukan. Banyak programmer masih bingung tentang apa yang ingin mereka fokuskan dan tidak konsisten. Jadi, mereka terus berganti-ganti bahasa. Jika kita tahu mau memfokuskan apa, kita akan belajar bahasa yang berkaitan dengan itu terus menerus, ibarat cinta kita akan adiktif dan tidak terbebani untuk mempelajarinya terus menerus.

"Learning is never cumulative, it is a movement of knowing which has no beginning and no end. -Bruce lee"