Hallo kembali lagi di blog saya yang sepi ini :D Seperti malam minggu saya ini. Yak seperti pada judul kali ini kita akan membahas tentang masalah sosial pada remaja Indonesia. Tapi tunggu dulu sebelum itu kita harus tahu, apa sih masalah sosial itu ? So mari kita pelajari !

Menurut KBBI masalah sendiri artinya adalah sesuatu yang harus di selesaikan , sementara Sosial adalah  sesuatu yang berkenan di masyarat. Tetapi dari beberapa sumber yang saya baca masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.  Ada beberapa faktor penyebab masalah sosial antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Nah sudah tahu kan tentang apa itu masalah sosial , sebenernya banyak sekali masalah sosial yang terjadi di sekitar kita tetapi kita tidak mengetahuinya. Sebagai contoh tukang ketoprak langgananmu membuang bungkus lontong secara  sembarangan. Mungkin terlihat sepele tetapi itu bisa menimbulkan banyak dampak negatif. Tetapi yang ingin saya bahas disini adalah sebuah ketoprak special dengan telor di pagi hari kenalan remaja. Beraneka ragam tingkah laku atau perbuatan remaja yang menyimpang dari moral sering menimbulkan kegelisahan dan permasalah terhadap orang lain dan tentunya masalah sosial dong. Masalah sosial tersebut dapat berwujud sebagai kenakalan atau kejahatan.  Dan berikut ini adalah beberapa contoh dari kenakalan remaja.

1.    Pergaulan Bebas

Nah yang satu ini sudah sering terjadi di sekitar kita ya mungkin pada teman anda sendiri :D . Pergaulan bebas yang mengarah pada perilaku sex pra nikah (berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah melon dada di atas baju maupun di balik baju, memegang alat perang alat kelamin di celana maupun di dalam celana, dan melakukan enaena senggama) sudah menjadi sesuatu yang biasa, padahal hal tersebut tidak boleh terjadi.
Dalam kehidupannya, remaja tidak akan pernah lepas dari apa yang dinamakan “percintaan”. Hampir seluruh remaja di dunia, termasuk Indonesia, mempunyai suatu budaya untuk mengekspresikan percintaan tersebut, yakni dengan apa yang biasa disebut “Papah mamahan” “pacaran”. Pacaran merupakan hal yang sudah lazim di kalangan remaja saat ini. Cara mereka mengisi pacaran pun bermacam-macam, mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa yang tidak diterima karena telah melanggar ketentuan norma yang ada. Salah satu cara yang paling tidak diterima di masyarakat adalah seks bebas.

2. Berkata kasar

Menurut saya ini adalah suatu hal yang sudah di anggap biasa oleh masyarakat. Banyak penjual ketoprak remaja jaman sekarang yang suka sekali berkata kasar. Menurut mereka berkata kasar terlihat keren padahal itu sangat memalukan terutama perempuan ya sebagai contoh seorang wanita seumura saya yang sedang fenomenal bathtub youtube dan sering berkasar. Padahal seharusnya itu boleh terjadi karena budaya kita tidak seperti itu. Bahkan akhir-akhir ini saya sering mendengar anak dibawah umur sudah berbicara yang kasar dan tidak pantas untuk di ucapkan dan di dengar.


3.  Mabuk-mabukan

Nah paling heran sama yang ini belom tentu sudah bisa ngasilin duit aja udah bergaya mabuk-mabukan dasar jaman sekarang. Padahal banyak sekali loh dampak negatif dari alkohol dan tentunya dilarang oleh agama.

4.    Membolos

Membolos sekolah adalah perbuatan yang menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang bermanfaat. Membolos adalah budaya yang umum di Indonesia. Orang dewasa pun melakukannya. Saya pernah melihat sendiri para PNS jajan di warung angkringan saat jam kerja. Belanja di pasar juga saat jam kerja. Dan hal inilah juga ditiru olah remaja kita. udah deh ngaku aja kalian pasti pernah membolos saya pun mengakuinya kalo saya pernah membolos kewarnet, Saya juga pernah melihat para siswa SMA jajan/nongkrong di warkop pak dadang saat jam sekolah. Dan saya rasa kebiasaan remaja ini harus di hapuskan karna membuang-buang waktu.


5.    Menyontek

Menyontek merupakan tindak kecurangan dalam tes, melalui pemanfaatan informasi yang berasal dari luar secara tidak sah . Perilaku menyontek harus dihilangkan, karena hal tersebut sama artinya dengan tindakan kriminal mencuri hak milik orang lain. Namun nyatanya perilaku menyontek semakin mengalami peningkatan. Perilaku menyontek telah merambah ke berbagai penjuru, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Tak hanya dilakukan oleh siswa maupun mahasiswa yang berprestasi rendah, tetapi juga siswa serta mahasiswa yang berprestasi tinggi pernah melakukannya. Sebagaimana survey yang dilakukan oleh Who’s Who Among American High School Student, menunjukkan bahwa mahasiswa terpandai mengakui pernah menyontek, untuk mempertahankan prestasinya,

6.  Penggunaan Narkoba

Globalisasi dan modernisasi tidak dapat dipungkiri lagi telah mendatangkan keuntungan bagi manusia. Arus informasi yang masuk ke negeri ini semakin sulit dibendung. Dampak negatifnya, banyak remaja yang terjerumus mengikuti budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia, misalnya seks pranikah dan maraknya penyalahgunaan Narkoba .
Pengguna narkoba biasanya dimulai dengan coba-coba yang bertujuan sekedar memenuhi rasa ingin tahu remaja, namun sering keinginan untuk mencoba ini menjadi tingkat ketergantungan. Tingkat pengguna narkoba sendiri dapat dibagi menjadi
(1) pemakai coba-coba, pemakaian sosial (hanya untuk bersenang-senang)
(2) pemakaian situasional (pemakaian pada saat tegang, sedih, kecewa dan lain-lain)
(3) penyalahgunaan (pengunaan yang sudah bersifat patologis)
(4) tahap yang lebih lanjut
Sejak 2010 sampai 2013 tercatat ada peningkatan jumlah pelajar dan mahasiswa yang menjadi tersangka kasus narkoba. Pada 2010 tercatat ada 531 tersangka narkotika, jumlah itu meningkat menjadi 605 pada 2011. Setahun kemudian, terdapat 695 tersangka narkotika, dan tercatat 1.121 tersangka pada 2013. Kecenderungan yang sama juga terlihat pada data tersangka narkoba berstatus mahasiswa. Pada 2010, terdata ada 515  tersangka, dan terus naik menjadi 607 tersangka pada 2011. Setahun kemudian, tercatat 709 tersangka, dan 857 tersangka di tahun 2013. Sebagian besar pelajar dan mahasiswa yang terjerat UU Narkotika, merupakan konsumen atau pengguna.


Nah sebenarnya faktor apa saja sih yang menyebabkan hal di atas ? coba kita tanya pada rumput yang begoyang berikut ini adalah faktor yang menyebabkan kenakalan remaja.

  • Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
  • Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
  • Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
  • Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
  • Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
  • Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
  • Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
  • Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
  • Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
  • Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
 SOLUSI TENTANG MASALAH SOSIAL INI

  1.  Para orang tua seharusnya menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya. Jika bisa jauhkan anak mereka dari lingkungan yang terlihat tidak baik.
  2.  Adanya komunikasi yang erat antara anak dan orang tua. Karena kedekatan orang tua sangat penting bagi anak.dan juga orang tua tau apa saja aktivitas anak mereka. 
  3.  Selain melakukan kerjasama dengan instansi, guru juga melakukan kerjasama dengan masyarakat dilingkungan sekolah. Dalam mendidik sekian banyak siswa dengan keberagaman sifat dan karakter dan dengan jumlah guru yang terbatas tentunya guru tidak dapat melakukannya sendiri, dengan kata lain guru juga membutuhkan bantuan dari masyarakat sekitar untuk dapat membantu memantau siswa ketika siswa berada di luar lingkungan sekolah tanpa sepengetahuan guru, dengan cara memberikan peringatan atau langsung melaporkannya kepada pihak sekolah.
  4. Selain dengan pihak kepolisian juga melakukan kerjasama dengan BNN yaitu berupa penyuluhan tentang bahaya narkoba dan dilanjutkan dengan tes urin.
  5. Yang terpenting adalah pendidikan agama. Iman adalah benteng terkuat ketika remaja mendapat infiltrasi dari luar berupa pengaruh-pengaruh buruk.

Sumber :
KBBI
Intensitas blog